Langsung ke konten utama

Cara Jitu Memulai Usaha Sewa Mainan Anak Agar Sukses

Cara Jitu Memulai Usaha Sewa Mainan Anak Agar Sukses.Anak-anak dengan berbagai peringkat umur, mulai dari balita hingga usia belasan tahun merupakan target dalam industri mainan anak. Sifat anak-anak yang mudah bosan, selalu tertarik dengan mainan model baru, dan promosi mainan yang sangat gencar di televisi, menyebabkan mereka selalu meminta dibelikan mainan.

Hal inilah yang kadang membuat orangtua pusing. Di saat kebutuhan sedang banyak-banyaknya dan anak merengek minta mainan, saat inilah puncak keresahan mereka. Sebagai calon pengusaha, Anda bisa melihat situasi ini sebagai peluang. Selain mendapatkan keuntungan, Anda juga dapat membantu menyelamatkan kantong para orangtua. Dengan menyewakan mainan anak, Anda memegang pasar potensial yang tidak akan pupus selagi anak-anak masih gemar bermain.

Cara Merintis Usaha Sewa Mainan Anak WIRAUSAHA

memulai usaha sewa mainan

Untuk merintis usaha ini, ada beberapa cara yang harus Anda lakukan seperti berikut:

Menentukan Lokasi Usaha
Mempunyai tempat tinggal di kawasan perkampungan yang ramai dengan anak kecil, menjadi nilai tambah untuk Anda. Dengan membuka usaha sewa mainan anak di rumah, Anda sudah bisa mendapatkan pelanggan. Cukup menyediakan halaman atau ruangan di rumah untuk tempat bermain dan membuat spanduk, jadilah tempat usaha.

Alternatif lain, bisa memanfaatkan taman bermain di dekat kawasan Anda, arena pasar malam, atau tempat rekreasi. Anda bisa mengajukan kepada pengelola untuk membuka lapak di sana dengan membayar retribusi.

Jika modal usaha Anda cukup besar, sewa ruko adalah pilihan tepat. Namun, pastikan lokasinya strategis, contohnya dekat dengan pusat perbelanjaan atau sekolah.

Di sini yang menjadi pertanyaan, seberapa besar modal yang Anda perlukan untuk merintis usaha ini? Tentu harus disesuaikan dengan kemampuan Anda, yang mana bisa dimulai dengan modal yang tidak terlalu banyak. Jika kebetulan di rumah Anda memiliki kendaraan, tidak ada salahnya untuk menjadikan barang tersebut sebagai jaminan modal usaha. Karena Pegadaian sekarang menyediakan kredit angsuran bulanan untuk pengembang UMKM dengan jaminan BPKB kendaraan bermotor yang dinamakan dengan Kreasi. Di sini Anda akan mendapatkan pinjaman mulai dari 1 juta rupiah dengan proses yang cepat, mudah, aman, dan jangka waktu yang fleksibel sampai dengan 36 bulan.

Menyediakan Berbagai Jenis Mainan

Targetkan mainan yang Anda sewakan ke kelompok usia tertentu. Jika Anda menargetkan anak usia sepuluh hingga belasan tahun, mainan yang cocok untuk mereka yaitu konsol game dan robot rakitan. Sediakan berbagai jenis game dan robot yang cukup menantang dan disukai.

Lain halnya untuk balita hingga usia sepuluh tahun, biasanya mainan anak yang bisa disewakan meliputi mobil-mobilan yang bisa dikendarai, mobil remote control, rumah balon, atau set permainan Lego. Sediakan mainan yang beragam, dengan jumlah yang memadai.

Anak kecil cenderung tertarik pada barang yang dipegang oleh anak lain, sehingga Anda perlu menyediakan beberapa barang untuk item yang sama.
Telaten Membereskan Mainan
Sudah menjadi tabiat anak-anak ketika bermain, mereka seringkali meninggalkan mainan begitu saja setelah memainkannya. Tidak jarang, belum sempat dibereskan mereka sudah beralih ke mainan yang lain. Lebih parahnya jika mainan rusak, patah, tergores atau penyok.

Anda harus telaten memeriksa mainan serta memperbaikinya sebelum kerusakan kecil menjadi besar karena dimainkan terus menerus. Tegur dan ingatkan anak-anak secara baik-baik jika sudah mulai bersikap agresif terhadap mainan yang dimainkannya. Bila perlu, minta orangtua mereka menegur untuk menghindarkan dari kerugian.

Susun mainan dengan rapi setelah penyewa selesai menggunakannya. Selain tempat terlihat teratur, dengan cara ini Anda bisa mengecek kondisi mainan. Untuk mainan berukuran kecil, pastikan tidak tercecer atau hilang.

Menetapkan Harga Sewa
Tetapkan tarif mainan sesuai jenis dan lama mereka bermain. Mainan yang Anda beli dengan harga mahal tentunya harus disewakan dengan harga yang lebih mahal. Kemudian lamanya sewa, bisa Anda patok dengan hitungan per jam atau per putaran (untuk mainan kendaraan yang bisa dinaiki). Target keuntungan yang Anda inginkan juga jadi pertimbangan untuk menentukan harga sewa.

Namun jangan lupakan faktor luar seperti harga yang ditawarkan oleh kompetitor dan minat penyewa terhadap mainan yang Anda sewakan. Upayakan harga yang ditetapkan tidak terlalu mahal dibandingkan tempat sewa mainan anak sejenis di dekat daerah Anda.

Perhitungkan juga jika mainan rusak akibat kelalaian penyewa. Kenakan denda yang sesuai untuk kebaikan Anda dan pelanggan.

Itulah beberapa langkah yang bisa Anda perbuat untuk memulai usaha sewa mainan anak. Meski terlihat sederhana, usaha ini cukup banyak tantangannya. Mainan baru yang terus dikeluarkan oleh produsen mau tak mau membuat Anda harus menyesuaikan agar tidak ditinggalkan pelanggan. Hadirnya pesaing usaha, juga hal lain yang harus diantisipasi.

Lakukan inovasi dalam usaha Anda, berikan promosi-promosi menarik agar tempat penyewaan Anda tetap eksis. Tawarkan keunikan dalam usaha Anda, seperti kata Aristotle Onassis, “Rahasia dalam bisnis yaitu mengetahui apa yang tidak diketahui orang lain”.

Poin yang terakhir, yaitu mengantisipasi komplain orangtua. Jika Anda membuka usaha di kawasan perumahan, mungkin masalah ini akan timbul. Tetapkan jam yang sesuai untuk mengoperasikan jasa sewa mainan anak Anda. Usahakan tidak buka hingga terlalu malam atau membiarkan anak yang masih berseragam sekolah di jam sekolah berada di tempat Anda.

Demikian masukan dan cara merintis usaha sewa mainan anak yang dapat dipaparkan di sini. Semoga bisnis Anda dapat menghasilkan keuntungan dan kegembiraan untuk semua

Mendulang fulus dari rental mainan anak

Jenis mainan yang kian beragam dan tingginya kesadaran orang tua memberi mainan edukatif membuka celah usaha penyewaan mainan anak-anak di kota-kota besar. Koleksi yang banyak dan pelayanan memuaskan menjadi kunci sukses bisnis ini.

Setiap orang tua pasti menginginkan semua hal terbaik untuk buah hatinya. Tak terkecuali dalam menyediakan mainan. Makin tingginya kesadaran orang tua untuk menerapkan pola bermain sambil belajar mendorong mereka untuk memberikan jenis mainan edukatif, yang bisa mendukung tumbuh kembang si anak.

Sayang, harga mainan seperti itu sering tak ramah di kantong. “Harga mainan anak yang edukatif, aman, dan nyaman bagi balita relatif mahal,” kata Amelia Purnajati, pemilik situs www.duniabermain.com. Mainan dengan ukuran kecil, yang biasa dimainkan anak-anak balita, harganya berkisar Rp 150.000 hingga Rp 500.000. Sementara itu, mainan dengan dimensi cukup besar dan dapat digunakan oleh anak hingga usia enam tahun, harganya berkisar Rp 2,5 juta hingga Rp 4,5 juta.

Di luar harga yang mahal, sifat anak yang mudah bosan, acap menjadi bahan pertimbangan orang tua dalam membeli sebuah mainan. Rentang kebosanan anak terhadap mainan memang beragam, tapi biasanya antara satu hingga tiga bulan, anak sudah mulai bosan dengan mainannya.

Alhasil, mainan yang mahal harganya itu terasa mubazir jika umur pemakaiannya sebentar dan harus disimpan begitu saja. Belum lagi, jika memikirkan tempat penyimpanan, ketika mainan itu tak lagi digunakan. Bingung bukan?

Dari sinilah, Amelia dan Jessica Natasha Halim, pemilik Funbox Toy Rental (FTR), melihat adanya celah pasar bagi usaha penyewaan mainan anak-anak.   Apalagi, Jessica bilang, pasar bisnis penyewaan mainan anak dan balita ternyata cukup luas.

Pelanggannya datang dari berbagai kalangan, mulai dari para orang tua, perusahaan, hingga event organizer. Ya, bukan cuma orang tua yang ogah merogoh kocek lebih dalam untuk membeli mainan anak, para orang tua yang ingin menyelenggarakan pesta ulang tahun anaknya juga sering menyewa berbagai mainan dari jasa penyewaan ini.

Selain para orang tua, tempat penitipan anak juga sering menyewa mainan dari tempat penyewaan ini. Bahkan, konsumen korporasi yang memiliki target pasar anak-anak juga menjadi pelanggan setia.  

Tak heran, meski baru setahun berdiri, nama Funbox Toy Rental ini sudah sangat dikenal. Dalam sebulan, Jessica bisa menyewakan hingga 150 unit mainan. Ia menawarkan jasa penyewaan mainan ini hanya di seputar Jakarta.

Mengambil cakupan pasar di wilayah Cibubur, Amelia bisa melayani 40 hingga 60 konsumen setiap bulan. Setiap kali peminjaman, biasanya, konsumen tak hanya meminjam satu mainan.

Mainan yang disewakan, umumnya, merupakan mainan edukatif yang sebagian besar merupakan produksi perusahaan mainan asal luar negeri. Biasanya, mereka sudah membagi berbagai mainan anak itu dalam kategori usia anak. Orang tua pun tak perlu repot memilih mainan yang ingin disewa untuk anak-anak mereka.

Tarif sewa mainan ini pun cukup beragam, mulai dari Rp 50.000 hingga Rp 700.000 per bulan, tergantung dari jenis mainan yang disewakan. Selain sewa dalam hitungan bulan, konsumen juga dapat menyewa mainan dalam tempo dua minggu ataupun harian.

Biasanya, penyewa memang tak langsung menyewa dalam masa waktu yang lama. “Awalnya, mereka akan menyewa selama dua minggu untuk mengetahui anaknya suka atau tidak dengan mainan tersebut,” jelas Amelia. Nah, jika si anak memang menyukainya, barulah orang tua akan menambah masa sewa hingga beberapa bulan.

Adapun paket harian lebih menyasar pengusaha event organizer atau korporasi yang menyelenggarakan acara dengan melibatkan anak-anak. “Pesta ulang tahun, misalnya,” jelas Amelia. Tentu saja, dalam acara ini, mereka akan meminjam banyak mainan sekaligus.

Seperti bisnis rental lainnya, dalam usaha rental mainan anak ini, para pemainnya juga menerapkan sistem deposit. Nilai deposit ini besarnya Rp 100.000 untuk sekali peminjaman. Uang deposit akan dikembalikan jika  mainan sudah dikembalikan. Selain deposit, untuk menjamin keamanan mainan yang dipinjamkan, penyewa diminta menunjukkan identitas asli dan menyerahkan fotokopinya.

Dalam sebulan Jessica bisa menangguk omzet berkisar Rp 30 juta hingga Rp 50 juta. Jumlah itu baru dari pembayaran sewa mainan ini, belum termasuk ongkos kirim. Ia bilang, rata-rata tarif mainan yang disewa berkisar Rp 150.000 hingga Rp 200.000.

Dari omzet tersebut, para pemain bisa mendapatkan profit berkisar 30% hingga 50%. Keuntungan usaha ini lumayan besar, karena biaya operasional usaha ini cukup murah. Selain gaji karyawan, pemilik usaha ini harus menganggarkan biaya untuk membeli cairan pembersih dan antiseptic. Namun, jika mainan dikembalikan dengan kondisi kotor, FTR pun akan mengutip biaya pembersihan mainan sebesar Rp 20.000.

Biasanya, mereka juga menyewa tempat untuk menyimpan mainan. Namun, bisa juga memakai rumah sendiri sebagai tempat penyimpanan. Jangan lupa, Anda juga harus menganggarkan biaya investasi untuk membeli mainan-mainan baru atau untuk memperbanyak koleksi mainan yang akan dipinjamkan.

Amelia pun menuturkan, salah satu kelebihan dari usaha ini adalah tak perlu memiliki showroom untuk memajang koleksi mainan. “Cukup dengan situs yang mencantumkan katalog jenis mainan dan fasilitas lainnya, Anda sudah bisa menjajakan mainan sewaan,” katanya.  Ini tentunya akan menghemat modal yang Anda keluarkan pada awal usaha.


Koleksi beragam

Modal bisnis ini terbilang kecil. Saat memulai usahanya, Amelia merogoh kantong hingga Rp 50 juta. Adapun Jessica membutuhkan modal Rp 100 juta. Tapi, asyiknya, hanya dalam rentang waktu empat hingga lima bulan, modal telah kembali.

Nah, apakah Anda tertarik untuk menggeluti usaha ini? Jessica pun memberi masukan, bisnis ini bisa dilakoni di kota-kota besar, seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan dan Yogyakarta. Alasannya, kesadaran orang tua untuk memberi anak mainan sesuai dengan perkembangan usia mulai tinggi di kota-kota besar.

Untuk memulai usaha ini, pertama yang harus dilakukan adalah belanja mainan. Pastikan, Anda mengetahui produsen yang sudah memiliki nama, baik untuk keamanan struktur mainan dan bahan bakunya.

Demi menghemat biaya, Anda pun bisa menitipkan belanja pada kerabat yang berada di luar negeri. Selain itu, Anda juga bisa berburu melalui distributor resmi mainan anak tersebut di Indonesia.

Dalam bisnis ini, koleksi yang cukup beragam menjadi kunci sukses menggaet pelanggan. Amelia mengaku, saat ini, sudah memiliki 500 koleksi mainan. Khusus mainan favorit, sebaiknya sediakan lebih dari satu unit. Contoh mainan favorit anak umur 6—12 bulan adalah jumperoo dan exersaucer. Adapun  untuk anak umur 12-6 tahun adalah  slide swing, playhouse, mobil-mobilan, dan roller coaster.

Setelah stok barang beres, kini giliran untuk membuat situs sebagai etalase usaha Anda. Situs yang menarik dan pelayanan memuaskan menjadi komponen utama bisnis ini.

Pelayanan yang memuaskan bisa dilihat dari keragaman mainan serta terjaminnya kebersihan, keamanan, dan kenyamanannya. Usahakan agar mainan rutin dibersihkan, yakni sebulan sekali, saat akan dipinjamkan dan saat dikembalikan.

Jangan lupa pula, memeriksa kondisi dan keamanan mainan.  Rentang umur mainan beragam, biasanya 1—2 tahun. “Jika sudah dua tahun, kita harus siap untuk menggantinya  agar tak membahayakan,” jelas Amelia.

Selain itu kenyamanan juga perlu diperhatikan. Biasanya, ada  penjelasan di setiap mainan, terkait target usia anak yang memakainya, berat dan tinggi si anak. Pastikan Anda menerangkan hal-hal penting tersebut sebelum bertransaksi dengan konsumen. Kalau perlu, ajak konsumen ikut memeriksa setiap detail mainan yang ingin dipinjam demi keuntungan bersama juga.

Hal tersebut juga mengurangi risiko terjadinya kecelakaan saat anak menggunakannya. “Di FTR, kami pasti menerangkan lebih dulu cara penggunaan, termasuk do’s & don’ts dari setiap item,” kata Jessica. Selain menjaga keamanan, lanjutnya, itu bisa menjadi antisipasi FTR jika ternyata ada kerusakan pada mainan saat masih di tangan pemakai.

Setelah persiapan internal mantap, saatnya Anda menentukan media promosi. Karena pangsa pasarnya adalah orang tua, iklan di media online bisa menjadi pilihan. Jika ada bujet lebih, Anda bisa memasang iklan di majalah khusus orang tua dan keluarga.

Ide promosi kreatif bisa dilihat dari FTR. Saat ini, mereka  menggelar indoor playground bekerja sama dengan Apartemen Pantai Mutiara, Jakarta. Penghuni apartemen dan  konsumen FTR bisa bermain gratis di arena tersebut.

Selain itu, Jessica juga mempromosikan usahanya melalui kerja sama liputan di salah satu program televisi swasta pada segmen bisnis. Selain itu, Jessica juga masih membagi brosur dan bekerja sama dengan distributor, berupa link yang langsung terhubung dengan website FTR. Tapi, yang paling efektif adalah promosi yang dilakukan oleh konsumen sendiri, yakni promosi dari mulut ke mulut. “Jadi, customer sendiri menjadi media promosi dari FTR karena mereka merasa puas dengan layanan FTR dan mempromosikan ke teman dan saudaranya,” terang Jessica. 

Mendulang Rupiah dari Bisnis Sewa Mainan Anak
August 25, 2017 Gian Tiara
funbox toy rental
Hobi membelikan mainan hingga semuanya menumpuk di rumah sementara anak bertambah usia dan mudah bosan dengan mainan yang ada? Coba dijadikan bisnis saja!

Ide tersebut mampu membawa profit luar biasa bagi pelaku usaha sewa mainan anak. Iya, bisnis mainan anak tampak menggiurkan. Namun, bisnis sewa mainan anak lebih menggiurkan karena cenderung membutuhkan modal lebih sedikit dengan tingkat pengembalian cepat. Seperti apa ya?

Perkembangan Bisnis Sewa Mainan Anak di Indonesia

Saat ini makin banyak pelaku usaha yang mencoba peruntungan di bisnis sewa mainan anak. Kenapa? Kebutuhan orang tua untuk memberikan mainan yang menyenangkan sekaligus mengedukasi anak-anak terus meningkat. Untuk mengurangi mainan tersebut pada akhirnya menumpuk dan tidak terpakai, orang tua cenderung mencari alternatif lain, yaitu sewa mainan untuk anak-anak mereka.

Nyatanya, produk yang ditawarkan para pelaku usaha sewa mainan anak sangat beragam serta sesuai dengan kebutuhan dan keinginan anak. Selain itu, orang tua bisa lebih berhemat dalam pengeluaran bujet untuk membeli mainan karena biaya sewa jauh lebih murah.

Pelaku Usaha Mainan Anak yang Menginspirasi

Jessica Natasha Halim, pemilik Funbox Toy Rental (FTR), memulai bisnis sewa mainan anak sejak sekitar 2012. Bermodalkan Rp100 juta, Jessica mampu memperoleh kembali modalnya dalam waktu sekitar empat sampai lima bulan. Dalam sebulan, Jessica bisa menyewakan hingga 150 unit mainan dengan tarif mulai Rp50.000 sampai Rp700.000 per bulan, bergantung pada jenis mainan. Namun, pelanggan bisa menyewa dalam tempo harian atau 2 minggu.

Beberapa pelanggan menyiasati untuk menyewa mainan selama 2 minggu guna mengetahui apakah anak mereka menyukainya atau tidak. Sementara, paket sewa mainan harian lebih menyasar pengusaha event organizer atau perusahaan tertentu yang akan menyelenggarakan acara dengan melibatkan anak-anak. Dalam sebulan, Jessica bisa memperoleh omzet sekitar Rp30 juta hingga Rp50 juta.

Sementara itu, Nurul Aliefa, pemilik Tatita, terdorong menawarkan kemitraan sebagai fasilitas usaha bagi orang dengan modal yang minim, sejak Juli 2011. Menurutnya, persaingan di bidang sewa mainan anak masih tergolong longgar dan cenderung mudah karena tak memerlukan lokasi khusus, bisa dijalankan di rumah.

Nurul menawarkan tiga paket kemitraan dengan investasi sebesar Rp19,5 juta, Rp33,9 juta, dan Rp53,3 juta untuk mendapatkan suplai mainan dan hak pemakaian nama Tatita selama lima tahun dengan nilai mainan mulai dari Rp10,5 juta hingga Rp36,8 juta, bergantung investasi yang dipilih oleh mitra.

Sistem Deposit

Apa pun model bisnis yang dikembangkan oleh Jessica dan Nurul, keduanya menerapkan sistem sewa yang sama, yaitu deposit yang harus dibayarkan oleh setiap calon penyewa. Nilai deposit ini berkisar Rp100.000 untuk sekali penyewaan dan akan dikembalikan jika mainan sudah berada di tangan mereka kembali. Selain deposit, untuk menjamin keamanan mainan yang dipinjamkan, penyewa diminta menunjukkan identitas asli dan menyerahkan fotokopinya

Tip Bisnis Sewa Mainan Anak

E-Hub Squad, jika tertarik untuk menggeluti bisnis ini, pastikan Anda memperhatikan hal berikut ya.

Ikuti terus perkembangan dunia mainan anak. Rajinlah mengunjungi toko mainan atau coba berinteraksi dengan anak untuk mengetahui mainan yang mereka senangi seperti apa.
Pastikan mainan yang Anda sewakan selalu dalam keadaan bersih dan aman untuk digunakan oleh anak-anak. Lakukan perawatan dengan membersihkan mainan setiap kali penyewa mengembalikannya serta cek kondisi apakah mainan dalam keadaan baik atau tidak. Jangan sampai Anda meminjamkan mainan yang berpotensi menyebabkan anak terluka atau menjadi perantara sakit tertentu, seperti batuk atau pilek.  

Usaha Sewa Mainan Anak

Namanya anak-anak pasti tidak akan jauh-jauh dari yang namanya mainan. Baik balita ataupun anak sekolah dasar masih memiliki ketertarikan tersendiri terhadap mainan. Apalagi semakin hari jenis mainan anak-anak yang diperjual-belikan semakin tidak terhitung lagi jumlah dan jenisnya. Hal inilah yang kemudian membuat banyak orang tua harus pintar-pintar memilah dan memilih mainan mana yang sesuai untuk buah hatinya. Meskipun orang tua sudah membelikan mainan yang sesuai, namun adakalanya anak-anak masih saja meminta untuk dibelikan lagi ketika melihat mainan baru. Kejadian ini mungkin sudah sering dialami oleh para ibu. Misalnya saja, ketika sedang pergi ke swalayan atau mall, sang anak melihat suatu mainan dan meminta orang tuanya untuk membelikannya, padahal mainan yang dimilikinya di rumah juga sudah tak terhitung jumlahnya.

Usaha Sewa Mainan Anak
Lalu ada juga kejadian, misalnya sedang pergi kerumah tetangga atau saudaranya, sang anak melihat mainan lainnya dan meminta orang tuanya untuk membelikannya. Sebagian besar orang tua pasti tidak ingin melihat anaknya kesal atau marah, namun disisi lain harga mainan yang diminta terkadang sangat mahal. Jika sudah begitu, mereka pasti akan dihadapkan dengan banyak pilihan. Nah, jika anda jeli permasalahn tersebut sebenarnya bisa anda manfaatkan untuk membuka suatu usaha sewa mainan. Apalagi tingginya rasa bosan dan rasa ingin tahu yang dimiliki anak-anak tehadap anak-anak harus diimbangi dengan hadirnya mainan yang mereka inginkan. Peluang bisnis ini juga akan memberikan manfaat bagi para ibu. Dari pada membeli banyak mainan, yang pada akhirnya sering tidak digunakan, maka lebih baik untuk menyewa mainan anak. Bagi anda yang berniat membuka usaha rental mainan anak, jangan lupa untuk memperhatikan beberapa hal berikut ini.

1. Menentukan Lokasi

Lokasi menjadi hal utama yang harus anda perhatikan. Tidak perlu menyewa ruko atau yang lainnya, anda cukup memanfaatkan rumah untuk transaksi sewa menyewa. Apalagi jika anda menerima anak-anak untuk bermain mainan dirumah, maka and bisa memanfaatkan beberapa ruangan untuk dijadikan termpat bermain mereka.

2. Menyediakan Banyak Jenis Mainan

Selanjutnya, jangan lupa untuk menyediakan satu jenis permainan dalam beberapa barang. Jumlah anak-anak yang tidak sedikit, dan ketertarikan anak-anak terhadap barang yang dipegang temannya harus anda antisipasi mulai sekarang. Belum lagi jika anda menyewakan mainan untuk dibawa dirumah, maka paling tidak anda harus menyiapkan 2-3 mainan sejenis.

3. Pintar Membenahi Mainan

Terkadang anda pasti tidak akan tahu bagaimana tingkah anak-anak dalam bermain, atau apa saja yang mereka lakukan dalam memainkan mainan, hingga akhirnya ada mainan yang patah, rusah, penyok, atau yang lainnya. Nah, jika tidak mau rugi atau mengecewakan pelanggan untuk itu anda harus pintar-pintar membenahi setiap permainan yang rusak. Hal ini anda dilakukan juga untuk menghemat pengeluaran.

4. Menetapkan Harga

Harga menjadi salah satu hal terpenting pula yang harus anda perhatikan. Tetapkan tarif senormal mungkin sesuai mainan apa yang dipinjam. Semakin mahal harga mainan, semakin mahal pula harga sewa. Apalagi jika penyewa dengan tidak sengaja merusaknya, anda juga bisa menetapkan denda perbaikan sesuai kebijakan. Biasanya harga sewa dipatok mulai Rp 25.000 hinggan Rp 500.000, disesuaikan dengan harga mainan sendiri. Nah, itu tadi beberapa tips yang bisa anda lakukan untuk memulai berbisnis sewa mainan. Meskipun terkesan sepele, namun mainan mampu meningkatkan daya pikir dan keingintahuan anak-anak, maka dari itu jangan sungkan-sungkan untuk membuka usaha ini, sebab manfaatnya pasti akan sangat besar. Begitu pula dengan orang tua, jangan pernah bosan memberikan media bermain anak-anaknya. Semoga informasi ini bermanfaat, dan semoga niat anda membuka usaha dapat terwujud.

Mendulang untung lewat bisnis sewa mainan anak

Setiap orang tua pasti menginginkan semua hal terbaik untuk buah hatinya. Tak terkecuali dalam menyediakan mainan.

Makin tingginya kesadaran orang tua untuk menerapkan pola bermain sambil belajar mendorong mereka untuk memberikan jenis mainan edukatif, yang bisa mendukung tumbuh kembang si anak. Sayang, harga mainan seperti itu sering tak ramah di kantong.

Mainan dengan ukuran kecil, yang biasa dimainkan anak-anak balita, harganya berkisar Rp150.000 hingga Rp500.000.

Sementara itu, mainan dengan dimensi cukup besar dan dapat digunakan oleh anak hingga usia enam tahun, harganya berkisar Rp2,5 juta hingga Rp4,5 juta.

Di luar harga yang mahal, sifat anak yang mudah bosan, acap menjadi bahan pertimbangan orang tua dalam membeli sebuah mainan. Rentang kebosanan anak terhadap mainan memang beragam, tapi biasanya antara satu hingga tiga bulan, anak sudah mulai bosan dengan mainannya.

Alhasil, mainan yang mahal harganya itu terasa mubazir jika umur pemakaiannya sebentar dan harus disimpan begitu saja. Peluang ini kemudian membuka celah usaha penyewaan mainan anak-anak di kota besar.

Funbox Toy Rental (Jakarta)
Adalah Amelia dan Jessica Natasha Halim, pemilik Funbox Toy Rental (FTR). Ternyata, selain para orang tua, tempat penitipan anak juga sering menyewa mainan dari tempat penyewaan ini. Bahkan, konsumen korporasi yang memiliki target pasar anak-anak juga menjadi pelanggan setia.

Tak heran, meski baru setahun berdiri, nama Funbox Toy Rental ini sudah sangat dikenal. Dalam sebulan, Jessica bisa menyewakan hingga 150 unit mainan. Ia menawarkan jasa penyewaan mainan ini hanya di seputar Jakarta.

Tarif sewa mainan ini pun cukup beragam, mulai dari Rp50.000 hingga Rp700.000 per bulan, tergantung dari jenis mainan yang disewakan. Selain sewa dalam hitungan bulan, konsumen juga dapat menyewa mainan dalam tempo dua minggu ataupun harian.

Biasanya, penyewa memang tak langsung menyewa dalam masa waktu yang lama. "Awalnya, mereka akan menyewa selama dua minggu untuk mengetahui anaknya suka atau tidak dengan mainan tersebut," jelas Amelia.

Nah, jika si anak memang menyukainya, barulah orang tua akan menambah masa sewa hingga beberapa bulan.
Adapun paket harian lebih menyasar pengusaha event organizer atau korporasi yang menyelenggarakan acara dengan melibatkan anak-anak. "Pesta ulang tahun, misalnya," jelas Amelia, seperti yang dilansir Kompas.com.

Tentu saja, dalam acara ini, mereka akan meminjam banyak mainan sekaligus. Seperti bisnis rental lainnya, dalam usaha rental mainan anak ini, para pemainnya juga menerapkan sistem deposit.

Nilai deposit ini besarnya Rp100.000 untuk sekali peminjaman. Uang deposit akan dikembalikan jika mainan sudah dikembalikan. Selain deposit, untuk menjamin keamanan mainan yang dipinjamkan, penyewa diminta menunjukkan identitas asli dan menyerahkan fotokopinya.

Dalam sebulan Jessica bisa menangguk omzet berkisar Rp30 juta hingga Rp50 juta. Jumlah itu baru dari pembayaran sewa mainan ini, belum termasuk ongkos kirim. Ia bilang, rata-rata tarif mainan yang disewa berkisar Rp150.000 hingga Rp200.000.

Modal bisnis ini terbilang kecil. Saat memulai usahanya, Amelia merogoh kantong hingga Rp50 juta, sementara Jessica mengeluarkan modal Rp100 juta. Tapi asyiknya, hanya dalam rentang waktu empat hingga lima bulan, modal mereka berdua telah kembali.

Talita (Bandung)
Ada juga Nurul Aliefa di Bandung dengan Tatita-nya. Karena persaingan masih longgar, Nurul pun terdorong menawarkan kemitraan Tatita sejak Juli 2011. Dibandingkan dengan jenis usaha lain, bisnis penyewaan mainan ini tak memerlukan lokasi khusus. "Bisnis ini bisa dijalankan di rumah," kata Nurul.

Tatita menawarkan tiga paket kemitraan dengan investasi Rp19,5 juta, Rp33,9 juta dan Rp53,3 juta. Dari investasi itu, mitra akan mendapatkan suplai mainan dan hak pemakaian nama Tatita selama lima tahun.

Beberapa unit mainan yang diberikan cukup bervariasi, seperti Little Castle/Kids Playzone, Easy Store Large Slide, Swing Along Castle, Hide And Slide Climber, Crab See Saw, Rocking Horse, Patrol Car/Tune Coupe Car, Push Around Buggy, Sunshine Playhouse, Wonderful Ride, Picnic Table, Whirly Bouncer, Van For Two/Fire Engine For Two, Jungle Climber, dan Inflantable Bouncer.

Nilai mainan yang diberikan mulai dari Rp10,5 juta hingga Rp36,8 juta tergantung investasi yang dipilih oleh mitra. Meski tak tak mengutip sharing profit serta royalty fee, Nurul bilang, perusahaannya akan membantu mitra promosi.

Untuk menyewa mainan di Tatita ini cukup mudah. Konsumen mengirim pesan singkat atau SMS untuk pemesanan. Kemudian dilanjutkan dengan pembayaran serta deposit Rp100.000.

Deposit itu sebagai jaminan dan akan dikembalikan setelah masa sewa berakhir, dan barang diterima seperti kondisi semula oleh Tatita. Nah, jika mainan yang disewa itu rusak saat diterima, pihak Tatita berhak mengambil deposit sebagai biaya pengganti kerusakan.

Selain menerima penyewaan secara mingguan, Tatita juga menawarkan peminjaman secara harian. Tarifnya pun cukup terjangkau. Yakni, mulai puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah untuk setiap mainannya.

Toys 4 Rent (Surabaya)
Usaha penyewaan Christine dengan jenama Toys 4 Rent di Surabaya, Jawa Timur, juga terbilang sudah sukses. Berdiri tahun 2007, sejak awal tahun ini Toys 4 Rent resmi menawarkan kemitraan.

"Saat ini kami sudah memiliki satu mitra di Manado," kata Christine kepada Kontan.co.id. Dalam kerja sama kemitraan, Toys 4 Rent menawarkan paket investasi Rp99 juta.

Dengan investasi sebesar itu, mitra akan mendapatkan kontrak kerja sama selama lima tahun, rak mainan, wallpaper, neon box, pelatihan karyawan, dan sebanyak 18 item mainan.

Jumlah mainan ini memang masih minim. Untuk melengkapi koleksi mainan di gerai, mitra wajib membeli dari pusat. Harganya berkisar antara Rp125.000 hingga Rp2,2 juta.

Bagi mitra yang berminat, harus menyediakan lokasi di dalam mal dengan luas gerai minimal 12 meter persegi. Christine bilang, penghasilan Toys 4 Rent bersumber dari penyewaan ritel di gerai, paket kerja sama berjangka dengan sekolah Taman Kanak-Kanak (TK), dan acara-acara anak-anak lainnya.

"Jadi kami tidak hanya mengandalkan penyewaan ritel," ujarnya

 Peluang Bisnis Penyewaan Mainan Anak

Mainan tak bisa dipisahkan dari keseharian si kecil. Namanya juga anak-anak, sebagian besar waktu mereka dihabiskan untuk bermain. Sebaiknya, mainan anak tidak hanya menghibur, tetapi juga mendidik. Untuk mainan edukatif, tentu ayah-ibu tak keberatan merogoh kocek lebih dalam. Hal inilah yang membuat bisnis mainan anak yang sarat muatan edukasi terus berkembang. Umumnya, mainan edukatif terbuat dari bahan-bahan berkualitas yang aman dimainkan oleh si buyung dan si upik. Sayang, banderol harga mainan edukasi semacam ini masih lumayan mahal. Masalahnya, usia mainan edukasi terbilang pendek. Seiring bertumbuhnya usia anak, dia membutuhkan mainan baru yang lebih cocok dengan umurnya.

Alhasil, mainan lama pun menjadi penghuni gudang, bahkan berakhir di tempat sampah. Di mata Anita Rachman, kondisi ini adalah sebuah peluang bisnis. Maka dari itu, sejak Februari 2008, ia membuka usaha penyewaan mainan bernama Michie's Rent'n Play di Jakarta Selatan. Anita memulai usahanya dengan modal Rp 100 juta. Modal itu dia gunakan memborong aneka mainan impor berbagai merek dari Amerika. Sebut saja, Little Tikes, Step 2, Chicco, dan Vtech. Kini, perempuan berusia 30 tahun ini telah mengoleksi 70 jenis mainan. Masing-masing tersedia empat sampai lima unit. Dia menentukan tiga pilihan durasi sewa, yakni seminggu, dua minggu, dan sebulan. Harganya tentu bervariasi sesuai dengan jenis mainannya.

Tarif sewa perosotan anak Michie Climber, misalnya, Rp 95.000 per minggu dan Rp 300.000 per bulan. Contoh lain, rumah-rumahan Princess Play House disewakan dengan tarif Rp 175.000-Rp 500.000. Ada juga mobil-mobilan macam Police Car Patrol yang disewakan Rp 50.000-155.000. Untuk sarana bermain air, ada Water Wheel Play dengan sewa Rp 60.000-Rp 185.000. Puluhan mainan tadi diperuntukkan bagi bayi hingga anak usia tujuh tahun. "Yang paling banyak diminati adalah perosotan, bahkan sampai waiting list," ujar Anita. Untuk dapat menyewa, ibu dua anak ini meminta pelanggan menyerahkan fotokopi kartu keluarga (KK), kartu tanda penduduk (KTP), dan berkas pembayaran rekening listrik atau air. "Plus menandatangani kesepakatan bersama di atas meterai," imbuhnya.

Untuk mengantisipasi kerugian, Anita mensyaratkan, bila mainan yang disewa rusak, maka penyewa wajib menggantinya. "Diganti sesuai harga beli saat ini," ucap Anita. Dalam sebulan, Anita mengaku mendapat omzet hingga Rp 10 juta. Bahkan, pada musim liburan sekolah Juni dan Juli, omzetnya bisa menyentuh Rp 17 juta. "Margin saya Rp 6 juta-Rp 8 juta," ungkapnya. Grace Natalia juga menekuni bisnis serupa. Sama seperti Anita, pemilik usaha sewa mainan Comel ini pun memulai usahanya pada 2008. Setahun sebelumnya, Grace sudah bergumul di bisnis penyewaan kostum, baik untuk anak-anak maupun dewasa.

Lantaran mengurusi bisnis lain, koleksi mainan Grace tak sebanyak Anita. Grace baru mengoleksi 25 jenis mainan. Itu pun masing-masing hanya satu unit. Beberapa koleksi mainannya adalah mobil-mobilan Kidie Rides yang disewakan dengan harga Rp 1 juta sehari dan Jump Castle Bouncer yang disewakan Rp 250.000-Rp 550.000, sesuai lama pinjam. Grace juga menyewakan mainan untuk acara karnaval, misal Mini Carousel. Dia menyewakan mainan yang terdiri dari tiga bangku berbentuk binatang ini dengan harga Rp 1,8 juta sehari. Dalam sebulan, dari seluruh usahanya, Grace membukukan omzet maksimal Rp 25 juta sebulan. "Margin saya 30 persen," aku perempuan 28 tahun ini

Komentar